Book Review : Surat-Surat Adik R.A Kartini by Frits G.P Jaquet

Nama Pengarang: Frits G.P Jaquet
Penerbit: Djambatan
Halaman: 307 Halaman
Diterbitkan pada : 2005
Format : Paperback
Mulai Membaca : 3 Oktober 2014
Selesai Membaca : 4 Oktober 2014
Rating : 4 / 5 stars













Sinopsis :
Kartini adalah Sang Keindahan. Ia adalah jiwa yang indah bagi banyak orang, terutama adik-adiknya. Meski kartini wafat, semangat adik-adiknya tak pernah pudar. Mereka malah seperti mendapat wasiat dan tercambuk untuk mewujudkannya - sebagai pelopor kesetaraan pendidikan antara wanita pribumi dengan kaum prianya, juga dengan wanita-wanita Eropa yang telah lama lebih maju. Dalam buku tentang korespondensi adik-adik Kartini kepada Keluarga Abendanon ini terekam betapa Kartini adalah inspirasi

Review :
Buku non fiksi ini berisikan surat-surat dari adik dan kakak R.A Kartini dengan urutan sebagai berikut :
1. Kakak keempat R.A Kartini - R.M.P Sosro Kartono (lahir 10 April 1877 wafat di tahun 1958)
2. Adik pertama R.A Kartini yang berbeda ibu - R.A Roekmini (Lahir 4 Juli 1880 wafat 10 April 1951)
3. Adik kedua R.A Kartini - R.A Kardinah (Lahir 1 Maret 1881 wafat 4 Juli 1971)
4. Adik ketiga R.A Kartini yang berbeda ibu - R.A Kartinah (Lahir 3 juni 1883 wafat di tahun 1963)
5. Adik kelima R.A Kartina - R.A Soematri (Lahir 11 Maret 1888 wafat 1 November 1963)

Ada juga surat dari suami dari R.A Kartini, Roekmini dan Soematri disini :
6. R.A Djojo Adhiningrat (Lahir 4 Maret 1854 wafat 23 Mei 1912)
7. M. Santoso (Lahir tahun 18873 dan wafat di tahun 1919)
8. R.Ng Sosrohadikoesomo (Lahir 27 Mei 1887)

Surat-menyurat yang dilakukan kakak-beradik sepeninggal wafatnya R.A Kartini kepada Ny. Abendanon ini banyak sekali mengemukakan perjuangan mereka untuk bisa hidup bebas dan memiliki kesetaraan dalam pendidikan bagi wanita. Perjuangan R.A Kartini tidak lepas untuk menginspirasi mereka semua.. ada beberapa penggalan surat yang inspiratif dan menggambarkan kondisi saat itu

*ketika ayah mereka yang bernama R.M.A.A Sosroningrat meninggal di 16 Januari 1905
"Hingga hari itu sendiri, yakni tanggal 16 Januari, semua masih begitu baik, tak seorangpun melihat datangnya awan-awan hitam pada langit kami yang cerah. Lalu, tiba-tiba awan itu tercurah hebat. Meski dalam hati kami merasa, apa penyakit Ayah itu bagi kami, kami tetap mempertahankan harapan, mengharapkan kesembuhan" (Surat Roekmini)

*Ketika perempuan usia 12 tahun keatas tidak boleh bersekolah lagi pada 14 November 1905
"Dan sekarang, Ibuku sayang, sekolahan kami telah bubar sama sekali. Anak-anak gadis yang berumur hanya sedikit di atas 12 tahun tidak diperbolehkan datang lagi, Mereka sudah dianggap dewasa dan sudah pantas untuk dikawinkan. Jadi, mereka tidak boleh lagi keluar rumah dan terlihat di tempat-tempat umum" (Surat Roekmini)

pada akhirnya Kardinah yang berhasil mendirikan sebuah sekolah kartini di Tegal (berdasarkan surat 30 Maret 1916) dengan nama sekolah Wisnu Pranowo yang memiliki arti rumah yang memperluas pandangan. Sedangkan untuk R.A Roekmini sendiri kehidupannya paling berat dibandingkan saudara-saudari lainnya mulai dari kehilangan anak pertama dan bungsunnya dan suaminya M. Santoso tidak berhasil mendapat dukungan untuk maju menjadi Bupati Demak

Sayangnya saat saya membaca buku ini untuk surat keenam dari Kartinah yang dihalaman 20 dan Surat Ketujuh dari Roekmini di halaman 22 tercetak halaman yang sama sebanyak 3 kali. Sejujurnya ini mengganggu saya sekali. Kenapa penerbit Djambatan kurang cermat ketika mencetak buku ini? >____<

Akhir kata Membaca buku ini banyak pelajaran kehidupan yang dapat saya petik disini sehingga layak sekali buku ini saya berikan 4 dari 5 bintang!

Buku-buku yang berkaitan tentang R.A Kartini dan bisa dicoba untuk dibaca :
1. Panggil Aku Kartini Saja by Pramoedya Ananta Toer
2. Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya by R.A Kartini
3. Gelap Terang Hidup Kartini by Tim Tempo

4. Habis Gelap Terbitlah Terang by R.A Kartini

0 comments:

Post a Comment