Book Review : Untuk Indonesia yang kuat : 100 Langkah untuk tidak miskin by Lidwina Hananto

Judul : Untuk Indonesia yang kuat : 100 Langkah untuk tidak miskin
Nama Pengarang : Lidwina Hananto
Penerbit : Literati
Halaman : 240 halaman
Diterbitkan pada : September 2010
Format : paperback (Diberikan oleh teman)
Mulai membaca : 22 Agustus 2014
selesai Membaca : 22 Agustus 2014
Rating : 4,4 / 5 stars!










Sinopsis :
Buku ini memuat pandangan Ligwina tentang bagaimana membuat Indonesia menjadi kuat. Menurut Ligwina, kita harus memiliki Golongan Menengah yang kuat pula untuk mencapainya. Dalam buku ini Ligwina menjelaskan siapa dan apakah Golongan Menengah tersebut. Golongan Menengah tidak lain adalah mereka yang memiliki pekerjaan tetap, hidup cukup nyaman, tapi masih harus berusaha untuk menjaga gaya hidupnya. Bisa jadi kitalah yang dimaksud sebagai Golongan Menengah. Jadi, kitalah yang bisa membuat Indonesia menjadi lebih kuat. Ligwina juga menjelaskan berbagai cara untuk menyehatkan keuangan Golongan Menengah ini dengan jelas dengan gayanya yang khas. Cara mengelola keuangan termasuk dana pensiun dan pendidikan dibahas dengan lugas, disertai dengan check list 100 langkah yang harus ditepati untuk menjadi bagian dari Golongan Menengah yang kuat. Karena dengan kuatnya Golongan Menengah, maka kuatlah Indonesia. Buku ini ditulis dengan penuturan khas Ligwina yang santai, tajam, mudah dimengerti dan mungkin akan membuat pembaca terhibur. Selain dilengkapi dengan ilustrasi yang memperkaya isi, secara visual juga didesain secara khusus agar pembaca dapat menikmati buku ini dari awal sampai akhir. Ligwina Hananto (Wina) adalah seorang Independent Financial Planner dan CEO dari QM Financial [www.qmfinancial.com]. Ia adalah host tetap untuk program Financial Clinic di 87,6 Hard Rock FM dan Financial Survival di 90,4 Cosmopolitan FM. Tujuan besar Wina adalah tercapainya stronger middle class Indonesian dan financial literacy bagi masyarakat Indonesia.

Review :
Buku ini layak saya berikan 4,4 dari 5 bintang! bagus banget! membuka mata kita sebenarnya mengenaai golongan menengah di Indonesia yang jumlahnya cukup besar di Indonesia! Apa itu golongan menengah? Golongan menengah itu adalah orang-orang yang tidak pernah pusing memikirkan mau tinggal dimana, makan 3x sehari cukup, bisa menyisihkan uang untuk hobi dan berlibur. Seriusaan itu SAYA BANGET! dan gak banyak orang indonesia yang berada di kondisi ini.. Golongan menengah ini gak bisa dibilang miskin karena mereka sudah tidak mikirin akan makan hari ini atau tidak tetapi juga tidak dibisa golongan kaya karena masih panik kalo ada inflasi atau kenaikan bensin

Golongan menengah ini tidak akan ada yang membantu masalah keuangan krn mereka bukan golongan miskin. Tetapi dalam kenyataannya golongan ini banyak mempunyai utang kartu kredit, belum punya rumah di umur 30 tahun, belum bisa membayar tagihannya sendiri dan masih kesusahan memikirkan uang sekolah anak dan dana jika dia pensiun nanti.

Saya sukanya di buku ini detail dijelaskan juga ada kan orang yang berprinsip kalo menabung itu udah aman. Jangan salah menabung pun ada kerugiannya dan itu gak cukup! coba kalo diitung sama Inflasi dan biaya administrasi bank.. Wahh bisa2 saat inflasi tinggi nilai uang yang kita tabung tiada artinya.. Contoh saja menurut Data BI,sekarang Inflasi di Indonesia Juli 2014 ini mencapai 4,53% terus rata2 tabungan hanya dapat bunga 4% wihh.. rugi donk nilai mata uang kita tergerus sebesar 0,53%.. Itulah yang saya katakan tabungan tidak cukup.. Sehingga menurut perencanaan keuangan mbak Lidwina, Keuangan kita juga harus disupport oleh Instrumen Investasi lain seperti Reksadana dan asuransi.. Jangan lupa juga mindset kita harus diubah! jangan menabung setelah sisa pengeluaran tapi sisihkan lah minimal 10% tabungan kita diawal.. Untuk mengakali ini bisa dengan disimpan di amplop kayak jaman2 dulu.. cuman kalo saya pribadi, saya memilih memisahkan uang tabungan saya ke rekening bank yang berbeda.. jadi kasarannya akun bank yang buat belanja dan tabungan bener2 dipisah.. jadi biar tidak tercampur..

Tipikal orang-orang berbeda-beda untuk melakukan investasi.. Ada tipikal yang high risk high return, moderate risk moderate return.. low risk low return.. gak pernah ada saya menemukan orang yang pengen high return tapi low risk.. dimana-mana kalo ingin mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi pasti harus siap dengan risiko yang lebih tinggi. saya sendiri sedang mencoba mempraktekkan isi buku ini.. Portofolio investasi saya tidak hanya di tabungan karena saya paham bunga tabungan akan tergerus oleh nilai inflasi saat ini, tapi ada misalnya yang saya bekukan ke deposito, reksadana campuran yang bersifat moderate risk dan dana pensiun. ihh kok masih muda usia 25 tahun udah mikirin dana pensiun? saya mencoba berpikir ke depan masa sih kalo kalian pensiun mau ikutan ngerepotin anak dan cucu? independent financially!.. saya juga berharap kalo bisa sih pengen nambah portofolio lagi ke reksadana saham yang hasilnya baru bisa dinikmati diatas 15-20 tahun, logam mulia dan properti.. *semoga tiga ini cepet terkabul Aamin!

Di buku ini disebutin kalo kita membutuhkan DANA DARURAT! Apa itu dana darurat?
Dana Darurat ini adalah sejumlah dana yang siap jika terjadi kondisi yang darurat, misalnya terjadi PHK, sakit, kecelakaan, kematian.
Normalnya perhitungan dana darurat adalah sebagai berikut :
Single = 4 x pengeluaran bulanan
Double (keluarga tanpa anak) = 6 x pengeluaran bulanan
Keluarga dengan 1 anak = 9 x pengeluaran bulanan
Keluarga dengan 2 anak = 12 x pengeluaran bulanan

Jadi Inti dari buku ini yang pertama kali adalah tujuan kalian kedepan apa?? Iyah banyak golongan menengah ini yang  penghasilan 60 jutaan pertahun tapi ternyata ga punya apa-apa.. Rumah pun masih numpang, padahal disatu sisi ada juga banyak yang penghasilan cuma 2 jutaan tapi bisa beli rumah.. Tujuan kita akan mendirect bagaimana gaya hidup kita.. juga mempersiapkan bagaimana kelak hari tua kita.. agar kita tidak menyesal dikemudian hari..

Financial Independent means:
1. Pay your own bills
2. Pay your own debt
3. Buy your first property

While, Financial Freedom are:
1. Passive Income > Monthly Expenses
2. Achieving Financial Goals
3. Assets Ownership (Business, Property, Paper)

Sudah sehatkah keuangan kalian teman2?
sayaaa sukaa banget sama buku ini! sayang ini pas baca punya orang! semoga saya bisa menemukan buku ini.. biar bisa menjadi kompas untuk memilih instrumen investasi yang sesuai dengan saya..
4,4 dari 5 bintang!

Sumber Data Inflasi :

http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx

Book Review : Zaman Edan : Indonesia di Ambang Kekacauan by Richard Llyod Parry

Judul : Zaman Edan : Indonesia di Ambang Kekacauan
Pengarang : Richard Llyod Parry
Penerbit : Serambi
Halaman : 452 Halaman
diterbitkan pada : Mei 2008
Format : Paperback (Indonesia Book Fair)
Mulai Membaca : 04 Agustus 2014
Selesai Membaca : 06 Agustus 2014
Rating : 3,8 / 5 stars!










Sinopsis :
Buku penuh fakta mengejutkan ini menuturkan kisah reportase wartawan terkemuka Richard Llyod Parry di Indonesia antara 1996-1999.

Dia meliput dari dekat dan mengalami langsung peristiwa pembantaian etnis dan kanibalisme di Kalimantan pada 1997 dan 1999, demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan massal di Jakarta 1998, serta pembumihangusan Timor Timur oleh milisi dan tentara Indonesia menyusul jajak pendapat yang mengantarkan kemerdekaan negara itu pada 1999.

Ditulis dengan lancar, akrab, dan enak dibaca, buku ini membuka mata kita akan segala peristiwa kelam di negeri ini yang kerap ditutup-tutupi, sekaligus mengajak kita merenungkan kembali makna reformasi setelah 10 tahun rezim Orde Baru tumbang dan memaknai momen 100 tahun kebangkitan nasional

Review :
Akhirnyaa Selesaii juga saya membaca buku "ringan" ini. Sangat berbobot dan mencekam!
Buku non fiksi ini berisi dari tiga bagian yaitu mengenai kalimantan(1997-1999), Jawa 1998 dan Timor Timur 1998-1999..

Dari tiga bagian itu semua kisahnya sangat menarik tetapi saya dibuat merinding dengan kisah di kalimantan (1997-1999) dimana Pertempuran antara dua kelompok etnis yaitu penduduk asli Dayak dan pendatang Madura. Ketika Penduduk asli "terdesak" oleh kedatangan pendatang dan berbuat semena-mena akhirnya pembalasan akan lebih kejam.

"Beberapa orang Dayak membunuh mereka dan memotong kepala mereka.. Kepala-kepala orang Madura mereka bawa pergi. Jeroan tubuh-tubuh itu sudah tidak ada. Di dekat mayat2 itu bergelimpangan isi perut dan usus. Semuanya dibiarkan di situ untuk waktu lama. Tak seorang pastor pun cukup berani untuk menyelenggarakan penguburannya selama satu bulan.." Halaman 49

Itu cuma salah satu kutipan yang saya ambil dari buku ini di bab mengenai Pembantaian massal orang Madura di Kalimantan. Bab ini yang membuat saya sangat merinding antara mau nerusin baca atau tidak kenapa? wajar. begitu2 juga saya masih ada separoh darah Madura dari Ayah saya. >//<

untuk Bab yang Jawa 1998 banyak menceritakan tentang jaman Soeharto dan saat-saat kerusuhan Mei 1998 dimana banyak Mahasiswa trisakti yang menjadi korban bentrok demonstrasi saat itu. Kalo mau lihat lebih rinci bagaimana situasi mencekam saat itu bisa menonton filmnya yang berjudul Tragedi Semanggi 1998

Selain itu yang menarik adalah mengenai bab tentang Timor Timur yang menceritakan perjuangan mereka untuk lepas dari Indonesia saat itu. Untuk Hal yang ini menambah khasanah wawasan baru saya..

Di buku ini juga sempat membahas tentang Pembantaian Massal tahun 1965 di Bali meski tidak dibahas secara mendetail. Tapi saya sarankan jika tertarik mengetahui lebih dalam bisa membaca buku yang berjudul Ladang Hitam di Pulau Dewa : Pembantaian Massal di Bali 1965 by I Ngurah Suryawan yang mengupas kejadian kelam di Bali tersebut


Overall, Saya suka dengan isi Novel non-fiksi ini karena isinya menambah pengetahuan saya dan terjemahannya yang luwes jadi enak dibaca. Selain itu saya salut sekali seorang Wartawan Inggris bisa membuka kisah kelam yang pernah terjadi di Indonesia. namun masih ada kekurangan di Novel ini tidak ada gambar/foto pendukung dari masing-masing bab. yahh saya berikan 3,8 dari 5 bintang untuk buku ini! great books! :*