Book Review : Ma Yan by Sanie B. Kuncoro

Judul : Ma Yan
Nama Pengarang: Sanie B. Kuncoro
Penerbit: Bentang Pustaka
Halaman: 228 Halaman
Diterbitkan pada : Juli 2014
Format : Paperback
Mulai Membaca : 4 Oktober 2014
Selesai Membaca : 5 Oktober 2014
Rating : 4 / 5 stars











Sinopsis :
Namaku Ma Yan. Aku tinggal di Zhangjiashu, sebuah desa terpencil yang jaraknya ribuan kilometer dari Beijing. Walau berasal dari keluarga miskin, aku ingin tetap mengenyam pendidikan. Tak peduli walau setiap hari harus berjalan sejauh 20 kilometer ke sekolah di antara jurang, atau harus menahan lapar demi membeli sebuah pena. Bahkan, ketika itu berarti harus menentang kebiasaan karena hanya anak lelaki yang umumnya bisa bersekolah di sini. Anak perempuan dianggap lebih pantas bekerja daripada bersekolah. Adilkah itu?

Bagiku, sekolah adalah persemaian masa depan, peluang untuk meraih sesuatu yang lebih besar. Berhenti bersekolah berarti kehilangan peluang untuk keluar dari penderitaan. Aku harus melakukan sesuatu untuk menghindar dari garis nasib itu. Apa saja, walau itu berarti Ibu harus mengosongkan mangkuk nasiku. Aku harus terus bersekolah!

Review :
Buku non-fiksi ini mengisahkan tentang perjuangan gadis kecil bernama Ma Yan yang tinggal di Zhiangjiashu (sebuah desa terpencil yang jaraknya ribuan kilometer dari Beijing). Ma yan yang gigih untuk menuntut ilmu ke sekolah meskipun itu ia capai dengan jarak tempuh 20 kilometer dengan berjalan kaki 4-5 jam.. Ia tidak sanggup untuk menumpang dengan traktor yang pastinya akan membuat perjalanannya lebih singkat karena uang 1 yuan sangat berarti bagi dirinya dan keluarganya yang sangat miskin. Pilihan menaiki traktor ataupun tidak makan siang disekolah membuatnya memilih berjalan kaki. Setiap kegagalan menjadikan Ma yan sebagai pribadi yang tidak menyerah dengan keadaan dan justru semakin gigih bersekolah agar bisa memperbaiki kehidupan keluarganya kelak.

Membaca buku ini seperti menampar muka saya. Anak kecil yang tidak memiliki apa-apa segigih itu berjuang demi keluarganya dan mengejar pendidikan sebisa mungkin. Membeli pena/pulpen yang di kita apalah arti harga 2 yuan harus dikumpulkan Ma yan hingga dua minggu hingga rela berminggu2 makan siang hanya semangkuk nasi tanpa sayur dan lauk.. Subhanallahh.. saya sangat terkesan sekali dengan sikap dan kegigihan Ma yan dan Ibu Ma yan yang senantiasa berjuang untuk sebisa mungkin mencukupi kehidupan ketiga putra-putrinya. Kita kayaknya harus banyak bersyukur dan bercermin sama diri sendiri terkadang kita masih suka menghamburkan uang untuk hal yang sbenernya tidak kita butuhkan dan makan yang berlebih-lebihan padahal di dunia bagian sana masih banyak orang yang untuk membeli sayur saja sudah cukup berat. Fuhh.. *self-reflection

Banyak sekali kutipan2 di dalam novel ini yang berhasil membuat saya jadi berpikir kembali tentang apakah kita sudah banyak bersyukur karena berkehidupan layak dan apakah saya sudah cukup berbagi kepada orang2 di sekeliling kita yang membutuhkan?

"Menjadi perempuan agaknya harus senantiasa patuh, meski kepatuhan itu menempatkan dirinya pada hak-hak yang tereliminasi. Kenyataannya, perempuan justru sering tersingkir dari keutamaan. Setiap keluarga selalu memilih untuk memiliki anak laki-laki. Bila seorang ibu belum melahirkan anak laki-laki, ia akan dipaksa untuk terus beranak hingga terlahir darinya seorang laki-laki sebagai pewaris keturunan nama keluarga" (Bai Juhua Ibu Ma Yan..Halaman 21)

"Dari rumah menuju sekolahku berjarak dua puluh kilometer. Jalur perjalanan itu berupa ladang2 pedalaman yang berbukit, trayek berbahaya yang berdekatan dengan jurang2 dengan dakian dan turunan yang curam serta celah lebar di antara karang terjal. Melalui rute ini memerlukan waktu tempuh empat jam untuk pejalan cepat dan lima jam untuk ayunan kaki berkecapatan ala kadarnya" (Ma yan.. Halaman 40)

"Kepada Ibu,
Peribahasa mengatakan bahwa kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Maafkan bahwa aku telah gagal, ibu. Namun aku tidak akan berlindung di balik peribahasa itu. Tidak akan kulindungi atau kusamarkan kegagalan dengan alasan apa pun. Gagal adalah gagal kuterima dan kuakui itu dengan sepenuh hati.
Tapi ibu, apakah kegagalan membuatku harus berhentu lalu melupakan jejak langkah yang telah kutempuh sebelum ini? apakah kemudian aku harus kehilangan jejak untuk menuju arah selanjutnya?" (Ma Yan..Halaman 149)

Buku ini sangat inspiratif! saya berikan 4 dari 5 bintang! :')


Keterangan : 1 yuan per posisi 5 oktober adalalah setara Rp 1.984,-

0 comments:

Post a Comment