Judul : Het Liefdespad
Nama Pengarang: Christie Olintje
Penerbit: Self-publishing
Halaman: 220 Halaman
Diterbitkan pada : September 2014
Format : Paperback
Mulai Membaca : 24 Oktober 2014
Selesai Membaca : 25 Oktober 2014
Rating : 3,6 / 5 stars
Sinopsis :
Catherine adalah seorang mahasiswi Indonesia yang bersekolah
bisnis di Belanda. Motivasi awalnya untuk memperkaya pengalaman di samping ada
suatu dorongan dalam hatinya untuk mengetahui lebih banyak mengenai bangsa yang
pernah menjajah bangsa Indonesia sekian lama.
Ia beruntung untuk dapat masuk ke dalam sekolah bisnis yang
sangat unik. Berlokasi di sebuah estate kastil yang sudah berdiri sejak jaman
medieval, bernama Kasteel Nijenrode. Budaya sekolah bisnis itu pun tak kalah
uniknya, kental dengan tradisi yang merefleksikan spirit kuno bangsa Belanda
yaitu perdagangan global. Sebuah sungai kuno bernama Vecht mengalir melewati
Kasteel Nijenrode menuju ke muara laut di sebelah timur Amsterdam. Di sepanjang
sungai itulah terdapat mutiara tersembunyi negeri Belanda yang jarang
ditampilkan di buku-buku panduan turis, yaitu deretan mansion kuno yang berdiri
sejak abad-16, konon pemiliknya adalah para saudagar kaya jaman VOC.
Aura kuno dan medieval di sekeliling sekolah bisnisnya
membuat Catherine mengalami flash back dan flash forward, berjalan melintas
waktu antara jaman kuno dan modern. Ia mencoba memahami worldview, yaitu sudut
pandang mengenai dunia dari kacamatanya, di manapun ia berada.
Masa sekolahnya diselangi dengan perjalanan traveling ke
berbagai negara di Eropa dan summer course di Amerika Serikat dimana di
sepanjang pengalaman travelnya, ia selalu kembali berusaha mengamati dari sudut
pandang perjalanan suatu peradaban.
Pada saat menjalani summer course di Chicago itulah,
Catherine bertemu dengan seorang laki-laki Belanda, Michiel de Vos. Berawal
dari pertemanan, lalu persahabatan, terjalinlah romance yang sayangnya tak
berlangsung lama karena bersamaan dengan kembalinya Catherine ke Indonesia.
Di Indonesia, melalui network alumni sekolahnya, ia kembali
bertemu dengan seorang laki-laki Belanda, Rogier van der Bosch. Awalnya
terjalin persahabatan tetapi Rogier makin menginginkan hubungan mereka lebih
dari sahabat.
Apakah Catherine terhanyut dengan keinginan Rogier?
Mengingat keduanya tinggal lebih berdekatan, sementara Catherine dan Michiel
terpisah jarak yang lebih jauh?
Review :
Akhirnya buku yang berjudul Het Liefdespad : Kasih Lunturkan
Kultur yang dibuat oleh teman Goodreads saya Mbak Christie Olintje selesai saya
baca. selamat Mbak untuk kelahiran buku pertamanya! Makasii juga udah sabar
menanti menunggu reviewku :D
Buku ini menceritakan tentang perjalanan Catherine yang
bersekolah di negeri Belanda tepatnya di Sekolah Bisnis Nyenrode yang didirikan
sejak tahun 1946 yang dulunya bernama NOIB.. Disinilah perjalanan Catherine
dimulai tidak hanya ia belajar pengetahuan tentang ekonomi& keuangan tetapi
juga hidup berdampingan dengan orang-orang multi etnis dan kultur
Novel ini saya katakan isinya menarik karena isinya tidak
hanya melulu tentang deskripsi isi tempat-tempat indah di Belanda, New York dan
Italia tetapi sarat akan pengetahuan mengenai ekonomi dan keuangan yang
menambah pengetahuan kita. Poin plus di novel ini deskripsi setting yang sangat
detail dan rinci ditulis disertai gambar didalam buku ini. Saya menduga kalo
ini adalah pengalaman mbak Olin yang pernah bersekolah di Belanda jadi bisa
detail sekali untuk mengetahui budaya ospek dikampus Nyenrode seperti apa, festival2
yang diadakan dsb jadi bisa jadi referensi saat melakukan penulisan
Selain itu poin plus lainnya, saya merasa kembali ke kampus
dimana saya belajar banyak tentang ilmu ekonomi dan keuangan. Saya ambil
manajemen konsentrasi marketing jadi banyak sekali yang bikin saya flashback
dan review mata kuliah di kampus hahaa.. seperti hukum dasar ekonomi supply –
demand dimana untuk menjadi pelaku monopoli, supply barang akan dikeluarkan
sedikit demi sedikit seolah barang tersebut langka di pasaran (Haha.. seriusan
ini mata kuliah saya Pengantar Ekonomi Makro dan Mikro dengan buku tercinta
Gregory Mankiw). Ada lagi yang chapter 5 : Saved by the white knight yang
menceritakan tentang takeover ABN-AMRO oleh RBS. Hal ini juga menarik karena
saya jadi teringat kasus dimana pemerintah Indonesia pada tahun 1999 memutuskan
untuk melakukan merger empat bank milik pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank
Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia
menjadi satu kesatuan yaitu Bank Mandiri. *ada salah satunya cikal bakal
kantorku diatas haha
Pada chapter 12 : The Global Machine halaman 94 dimana
perdagangan dunia yang didominasi oleh global supply chain teori, rasanya tidak
menjadikan Negara berkembang seperti Indonesia memiliki nilai tawar yang tinggi
dalam rantai perdagangan internasional. Negara berkembang sepertinya hanya
menjadi penghasil bahan mentah yang kemudian menjadi pengkonsumsi terbesar dari
bahan mentah yang telah diolah dan dipackaging ulang di Negara lainnya yang
memiliki modal dan teknologi yang lebih maju. Saya cukup setuju jika Indonesia
masih terbatas dengan mensupport dengan penghasil bahan mentah dalam rantai
perdagangan internasional. Pemerintah kita juga sudah berusaha melakukan
proteksi dengan adanya larangan ekspor log kayu dll untuk mencegah nilai daya
saing kita yang semakin rendah sehingga untuk mengekspor kayu harus diolah
menjadi setengah jadi/produk jadi agar meningkatkan value-added. Saat ini sudah
banyak kok perusahaan yang berhasil melakukan ekspor untuk produknya sendiri
bersaing dengan produk di luar negeri meskipun masih ada yang membeli bahan
baku ke luar negeri untuk diolah lagi didalam negeri setelah menjadi barang
jadi baru diekspor lagi keluar negeri.
Saya lupa juga ada di chapter berapa yang Presiden Soekarno
memutuskan untuk semua orang Belanda harus pulang ke Belanda. Hal itu juga
sempat dibahas di buku Nh. Dini yang berjudulKeberangkatan dimana isinya
menceritakan Elissabet Frissart yang seorang wanita kebangsaan Belanda yang
terlanjur mencintai Indonesia tetapi pada akhirnya memutuskan kembali ke
Belanda.
Haha untuk kisah percintaan saya kok lebih Mendukung
Catherine sama Roderick ya mbak olin? Bukan sama Michiel ataupun Rogier wkwk..
Habisnya cute banget sih bisa kenalan gara2 jendela kamar yang masih menyala..
Udeh deh mbak Roderick tiba2 kerja di Indonesia atau ketemu sama Catherine di
Singapura gitu *request sih ya LOL
Untuk Cover bukunya sendiri sebenernya sudah cukup bagus
dengan gambar kincir angin di tengah padang rerumputan Cuma yang saya sayangkan
kenapa warna covernya terlalu dibuat tinggi kontrasnya atau dibikin overlay?
Udah begitu gambarnya pecah saya rasa ukuran resolusi gambarnya mungkin antara
480 x 240 atau 640 x 480 kenapa tidak diatas 1280 x 768 sehingga ketika cover
dicetak akan tajam dan jernih kualitasnya? Kan sayang penulis udah berusaha
menuangkan buah karyanya tapi gambar, tulisan dan nama pengarang blur untuk
dicovernya karena resolusi pixel yang tidak tajam
Baiklah takut kepanjangan review dari saya. Overall saya
cukup menikmati novel ini baik mulai dari deskripsi setting yang piawai, cerita
pengetahuan mulai ekonomi, keuangan dan sejarah, bumbu2 cinta bisa saya berikan
novel ini 3,6 dari 5 bintang! Saya tunggu novel keduanya ya Mbak Olin :*
NB: Mendadak jadi kangen membaca buku kitab suci konsentrasi
jurusan saya yaitu buku2 Philip Kotler, David Aaker, Kevin Lane Keller LOL
0 comments:
Post a Comment