Book Review : 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika by Tim Buku Tempo

Images Credits to Goodreads
Pengarang: Tim Buku Tempo
Diterbitkan Oleh: Tim Buku Tempo
Halaman: 155 Halaman
Format : Paperback
Mulai membaca : 13 Juni 2015
Selesai membaca : 13 Juni 2015
Rating : 4 / 5 bintang
 
 
 
 
 
 
 
 
Sinopsis:

Minggu, awal April 2015. Sekitar 3.500 orang dari berbagai--lapisan--warga sipil, polisi, dan tentara--tumpah-ruah memenuhi Jalan AsiaAfrika, Bandung. Mereka bersih-bersih untuk menyambut tamu Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA). “Ribuan warga Bandung mau menjadi apa saja untuk acara ini,” kata Wali Kota Bandung RidwanKamil. Ada yang sukarela menjadi pemandu tamu, fotografer, sampai penjaga keamanan; tak sedikit yang menyokong dana renovasi untuk Hotel Swarha, menyumbang pot bunga, hingga akik untuk suvenir. Demikianlah semangat Bandung 1955 hidup kembali tak hanya di kalangan pemimpin negaratetapi juga warga biasa.

Menengok kembali 60 tahun silam, Tempo mengungkap hal-hal yang belum begitu banyak ditulis seputar KAA. Misal, kisah seru kedatangan Perdana Menteri Cina Zhou Enlai yang diwarnai berita pesawat yang ia tumpangi meledak. Lalu, benarkah ada ‘Komite Ramah Tamah’ yang disiapkan untuk para delegasi? Juga cerita bagaimana Sukarno berusaha meyakinkan Roeslan Abdulgani dan Ali Sastroamidjodjo agar merenovasi Gedung Merdeka tetapi gagal.

Dipaparkan pula potensi kerja sama SelatanSelatan yang mungkin kita kembangkan ke depan. Apakah minyak kelapa sawit, produk kayu, bahan bangunan, olahan kulit, atau justru batik? Bagaimanapun, Semangat Bandung 1955 adalah kerja sama dan sinergi dari para underdog. Dan kita ingin api itu tetap bernyala!
 
Review:

"Asia dan Afrika
Ketika kusenandungkan dalam hati nyanyian lama
Dan fajar dalam hatiku ada dalam kemendungan
Akan kunyanyikan bait akhir untuk negeri tercinta
Untuk nuansa hijau di hutan-hutan Kenya dan Melayu
Untuk rekan-rekanku di negara-negara Asia"

(Asia-Afrika by Abdel karem Elkabili)


Banyak sisi lain dari KAA yang memikat hati saya didalam buku ini. Iya sesimpel itu saya hanya mengetahui KAA dari buku sejarah dimana pada tanggal 18-25 April 1955 para pemimpin dunia berkumpul di Bandung yang menghasilkan Dasasila Bandung. 60 tahun berlalu dan kemarin perhelatan akbar KAA diadakan kembali di Jakarta dan Bandung. Panitia mengundang 109 negara yang terdiri dari 55 negara asia dan 54 negara Afrika. Acara ini memakan biaya 200 miliar

Ada beberapa hal yang menarik didalam persiapan KAA 2015 :
1. Ibu-ibu muda pengajian di Bandung urunan untuk memperbaiki Hotel Swarha

Hotel Swarha dahulunya adalah tempat seratusan wartawan dalam dan luar negeri menginap saat Konferensi Asia-Afrika 1955 berlangsung dan mereka prihatin terhadap nasib hotel tersebut yang bertahun-tahun terbengkalai. Pada 9 Maret 2015, Perempuan Bandung Bersatu mengirim surat kepada Wali Kota Bandung Ridwan Kamil agar diberikan izin untuk merenovasi Swarha.

2. Pembuatan 500 unit cendera mata untuk kepala negara yang hadir

Fauzy Prasetya yang merupakan pemilik Kandura Keramik di Cigadung, Bandung disuruh menyiapkan 500 unit cendera mata dari keramik yang harus selesai dalam dua bulan padahal idealnya waktu yang dibutuhkan adalah 3 bulan. Akhirnya dibuatlah tempat pensil yang tingginya 9 cm dengan lebar 7 cm. Bagian depan souvenir dihiasi empat pilar Gedung Merdeka.

3. Kerja bakti 3.500 orang untuk bersih-bersih di Bandung

Saya takjub ketika membaca hal ini. bayangkan saja 3.500 orang yang dari berbagai lapisan masyarakat mulai dari warga sipil, polisi, dan tentara, semuanya memenuhi jalanan di Bandung untuk melakukan bersih-bersih persiapan dari menjelang datangnya KAA. Bahkan yang saya bikin kagum lagi mereka semua bukan hanya warga Bandung tetapi berdatangan dari berbagai kota seperti Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi dan jakarta. Kapan lagi warga Indonesia bekerja bakti sampai seperti ini? *Takjub

4. Foto bersejarah tentang KAA dan hubungan diplomatik Indonesia-Cina

Zhou Enlai yang merupakan perdana menteri Cina yang hadir pada acara KAA di tahun 1955 yang ternyata pemerintah cina mempunyai kopi dari foto dan dokumen asli ketika Zhou Enlai hadir di KAA 1955 dan dokumen tersebut tersimpan di Memorial Hall Zhou enlai and Deng Yingchao di Tianjin, Cina. Kita berhasil mendatangkan dokumen tersebut ke Indonesia dan gak menyangka juga klo pemerintah Cina mau mengizinkan aset sejarah mereka dibawa kemari.

5. Hubungan antara Aljazair dan Indonesia yang layaknya saudara

Tidak bisa dipungkiri pengaruh acara KAA di tahun 1955 membawa dampak yang sangat besar bagi negeri yang bersimbolkan warna hijau, bulan dan bintang di benderanya. Mereka berhasil melepaskan diri dari kolonialisme Perancis yang mencengkeram mereka selama ini

"Hari Kemerdekaan Aljazair ada dua. Pada 1 November, hari nasional kami, dan KAA 1955" Kata Menteri Luar Negeri Aljazair (1991-1993)

Selain itu, Pengerjaan Proyek infrastruktur yang dilakukan oleh PT. Wijaya Karya Tbk berhasil membangun jalan bebas hambatan sepanjang 300 kilometer di Aljazair. Hal yang membuat saya terkesan adalah hal sebagai berikut :

"Delapan tahun berada di Aljazair, Wika sangat diuntungkan oleh sejarah Konferensi Asia-Afrika 1955. Presiden Pertama RI, Soekarno bahkan pasca KAA Terlibat membantu Aljazair meraih kemerdekaan. Peristiwa ini sangat dikenang publik negeri tersebut. "Sampai ditulis di dalam buku pelajaran sejarah sekolah-sekolah di Aljazair. Mereka menganggap Indonesia Saudara" ujar Destaiwan Soewardjono (Direktur WIKA)

Pada 18 Agustus 2011, saya pernah menjelajahi negeri tersebut dalam rentang waktu sebulan. ketika itu saya bertugas memberikan training kepada salah satu organisasi mahasiswa disana dan Ibu saya sendiri menetap bekerja disana sehingga mau tidak mau membuat saya bergaul dengan orang-orang lokal disana.

Satu hal yang saya tangkap, mereka benar-benar sangat menghargai dan menganggap orang Indonesia adalah seperti saudaranya sendiri. Sudah beberapa kali ketika menyebutkan saya berasal dari Indonesia mereka sangat hormat sekali dengan kita dan menceritakan betapa mereka mengagumi Soekarno yang membantu perjuangan kemerdekaan mereka dan itu semua tercantum di buku pelajaran sejarah mereka. Woww! Betapa hal ini membuat saya takjub

Bahkan pernah ketika saya mengikuti ibu saya untuk acara di Tlemcen yang letaknya kurang lebih 3-4 jam perjalanan dengan mobil ketika kami mau memasuki gedung ada petugas keamanan yang menyapa kami berasal dari mana? Pas ketika tahu kami berasal dari Indonesia. Dia berceloteh takjub "Ah ya saya tahu Indonesia! Soekarno kan? Soeharto? Sumatra? Java?" *Hahh? Dia tahu dan kenal sama Indonesiaa! Astaga itu benar2 momen yang bikin saya speechless karena bukan apa-apa kalo dibandingkan kita pergi ke negara2 eropa orang-orang akan lebih tahu Indonesia itu di Bali bukan kebalikannya Bali itu ya di Indonesia.

Kalo mau baca sedikit pengalaman saya di Aljazair bisa dibaca di blog saya :
http://nereidmarine.blogspot.com/2012...

Last but not least, Buku ini berhasil mengungkap sisi-sisi lain dibalik persiapan KAA yang menurut saya unik dan berhasil membuat saya takjub (Saya mencoba mengabaikan fakta bahwa beberapa ruas jalan di Jakarta menjadi amat macet karena dibuka tutup untuk datangnya kepala negara) maka tanpa ragu-ragu saya menghadiahkan 4 dari 5 bintang untuk buku ini! Sukaaa dan bikin terharu >__<
 
 
 

0 comments:

Post a Comment